Walikota Pontianak, Sutarmidji meminta seluruh kepala
sekolah (kepsek) memimpin dan memenej sekolah dengan hati.
Dikatakannya demikian lantaran ia menilai sekolah dan guru yang baik adalah yang bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan beban psikologis siswa.
“Misalnya, jika ada siswanya yang memakai sepatu yang sudah tidak layak lagi dipakai, bajunya yang robek, carikan jalan keluarnya bagaimana untuk mengurangi beban psikologis si anak,” ujarnya saat membuka pendidikan dan latihan (diklat) calon kepsek SD dan SMP di Kantor Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Kalbar, Senin (13/5). Diklat ini diikuti sebanyak 40 peserta yang terdiri dari 22 calon kepsek SD dan 18 calon kepsek SMP.
Dikatakannya demikian lantaran ia menilai sekolah dan guru yang baik adalah yang bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan beban psikologis siswa.
“Misalnya, jika ada siswanya yang memakai sepatu yang sudah tidak layak lagi dipakai, bajunya yang robek, carikan jalan keluarnya bagaimana untuk mengurangi beban psikologis si anak,” ujarnya saat membuka pendidikan dan latihan (diklat) calon kepsek SD dan SMP di Kantor Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Kalbar, Senin (13/5). Diklat ini diikuti sebanyak 40 peserta yang terdiri dari 22 calon kepsek SD dan 18 calon kepsek SMP.
Dia
menambahkan, tahun ini Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak memiliki program 5
ribu paket yang terdiri dari sepatu, pakaian dan perlengkapan sekolah bagi
siswa yang kurang mampu. “Nah itulah gunanya program tersebut, berikan kepada
mereka. Yang jelas kurangi beban psikologis yang ada pada anak. Anak itu
mungkin enjoy saja mengenakan sepatu yang robek tapi beban psikologisnya pasti
ada, tidak mungkin tidak,” katanya.
Sutarmidji
menilai hal tersebut menjadi salah satu faktor penyebab anak tidak bisa
mengukir prestasi dengan baik lantaran memikul beban psikologis yang ada pada
dirinya. “Begitu juga kalau dia anak yang cerdas dengan beban psikologis
seperti itu, maka prestasinya akan turun,” tukasnya.
Sebagai
upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM), selaku kepala daerah, ia
menegaskan dirinya sangat serius menangani pembangunan di bidang pendidikan
lantaran Pontianak tidak memiliki sumber daya alam selain SDM. “Makanya fisik
sekolah kita bangun sebaik mungkin supaya jangka panjangnya bangunan itu
betul-betul peruntukkannya untuk sekolah dan tidak diperjualbelikan,” tegasnya.
Kepada
calon kepsek, Midji berharap agar menjadi kepsek yang baik karena kinerjanya
akan terus dipantau dan dievaluasi. Selain itu, ia juga meminta calon kepsek
apabila selepas masa jabatannya sebagai kepsek berakhir dan masih aktif sebagai
guru supaya tetap menjalani profesinya sebagai tenaga pendidik. “Jangan lepas
predikat guru. Kepala sekolah itu bukan melepas statusnya sebagai guru. Kepala
sekolah itu hanya tugas tambahan, predikat bapak ibu tetap sebagai guru,” timpalnya.
Sementara
itu, Kepala Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Siswandari menyatakan, kepala sekolah
yang kinerjanya baik bisa meningkatkan prestasi siswa di sekolah yang
dipimpinnya sebesar 20 poin. “Untuk itulah pelatihan ini diharapkan bisa
menjadi nutrisi yang baik bagi calon pemimpin. Dan saya berharap peserta yang
mengikuti diklat ini lulus semuanya dan segera diangkat menjadi kepala
sekolah,” pungkasnya. (jim)
Sumber:
http://dindikptk.net
Tidak ada komentar :
Posting Komentar