Rabu, 22 Mei 2013

KEPSEK HARUS PIMPIN DENGAN HATI

Walikota Pontianak, Sutarmidji meminta seluruh kepala sekolah (kepsek) memimpin dan memenej sekolah dengan hati. 
Dikatakannya demikian lantaran ia menilai sekolah dan guru yang baik adalah yang bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan beban psikologis siswa.
“Misalnya, jika ada siswanya yang memakai sepatu yang sudah tidak layak lagi dipakai, bajunya yang robek, carikan jalan keluarnya bagaimana untuk mengurangi beban psikologis si anak,” ujarnya saat membuka pendidikan dan latihan (diklat) calon kepsek SD dan SMP di Kantor Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Kalbar, Senin (13/5). Diklat ini diikuti sebanyak 40 peserta yang terdiri dari 22 calon kepsek SD dan 18 calon kepsek SMP.
Dia menambahkan, tahun ini Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak memiliki program 5 ribu paket yang terdiri dari sepatu, pakaian dan perlengkapan sekolah bagi siswa yang kurang mampu. “Nah itulah gunanya program tersebut, berikan kepada mereka. Yang jelas kurangi beban psikologis yang ada pada anak. Anak itu mungkin enjoy saja mengenakan sepatu yang robek tapi beban psikologisnya pasti ada, tidak mungkin tidak,” katanya.
Sutarmidji menilai hal tersebut menjadi salah satu faktor penyebab anak tidak bisa mengukir prestasi dengan baik lantaran memikul beban psikologis yang ada pada dirinya. “Begitu juga kalau dia anak yang cerdas dengan beban psikologis seperti itu, maka prestasinya akan turun,” tukasnya.
Sebagai upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM), selaku kepala daerah, ia menegaskan dirinya sangat serius menangani pembangunan di bidang pendidikan lantaran Pontianak tidak memiliki sumber daya alam selain SDM. “Makanya fisik sekolah kita bangun sebaik mungkin supaya jangka panjangnya bangunan itu betul-betul peruntukkannya untuk sekolah dan tidak diperjualbelikan,” tegasnya.
Kepada calon kepsek, Midji berharap agar menjadi kepsek yang baik karena kinerjanya akan terus dipantau dan dievaluasi. Selain itu, ia juga meminta calon kepsek apabila selepas masa jabatannya sebagai kepsek berakhir dan masih aktif sebagai guru supaya tetap menjalani profesinya sebagai tenaga pendidik. “Jangan lepas predikat guru. Kepala sekolah itu bukan melepas statusnya sebagai guru. Kepala sekolah itu hanya tugas tambahan, predikat bapak ibu tetap sebagai guru,” timpalnya.
Sementara itu, Kepala Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Siswandari menyatakan, kepala sekolah yang kinerjanya baik bisa meningkatkan prestasi siswa di sekolah yang dipimpinnya sebesar 20 poin. “Untuk itulah pelatihan ini diharapkan bisa menjadi nutrisi yang baik bagi calon pemimpin. Dan saya berharap peserta yang mengikuti diklat ini lulus semuanya dan segera diangkat menjadi kepala sekolah,” pungkasnya. (jim)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar